Sabtu, 12 November 2011

beternak cacing

Banyak cara ternak cacing yang ditawarkan dan diajarkan, namun tidak semua gampang seperti yang tiajarkan, cara ternak cacing yang saya praktekana di peternakan saya sebagai berikut:
1. Siapkan lahan ( lokasi peternakan ) dan wadah atau kotak.
2. Siapkan media, usahakan media yg banyak kita dapat di sekitar peternakan, supaya tidak menambah kost pengeluaran lagi.
3. Siapkan induk cacing. ( dapat dibeli di saya )
4. Siapkan pakan cacing, berupa ampas tahu atau kotoran sapi yg baru 2-3 hari.
5. Siapkan pekerja
Setelah semua siap, lakukan sebagai berikut: masukan 0.5kg induk cacing kedalam satu wadah atau kotak berisi minimal 3kg media yg telah matang, berikan dia pakan setiap dua hari sekali kalau diberi pakan ampas tahu, tapi jika diberi pakan kotoran sapi yg baru 2-3hari berikan satu minggu sekali. Periksalah setiap 2-3 minggu sekali, bila terlihat sudah bertelur dan banyak telurnya serta menguning segeralah dipisahkan antara cacing dan telur cacing. Induk cacing dipindahkan kemedia yang baru dan wadah yg baru pula, sedangkan media yg lama beserta telur cacing dimasukan lagi ke wadah yg lama, biarkan telur tersebut 2-3minggu atau sampai menetas, setelah menetas beri pakan sampai dia sebesar induknya yaitu sekitar 1 bulan kemudian, setelah itu lalu dipindahkan ke media yang baru, dan media bekas dia bisa diambil sebagai kascing atau pupuk organik. Sementara itu induk cacing yang tadi biasanyasudah bertelur lagi beberapa kali karena bila pakan dan medianya bagus induk cacing tersebut akan bertelur setiap 2 minggu sekali.

Ternak Belut

Keistimewaan belut terletak pada rasanya yang lezat dan tingginya kandungan protein yang terdapat di dalam dagingnya. Maka jangan heran jika banyak orang yang suka menyantap hidangan atau kudapan berbahan dasar belut.
Belut tak hanya disukai oleh masyarakat lokal saja. Negara-negara seperti Jepang, Hongkong, Cina, Taiwan, dan Korea Selatan merupakan negara pengkonsumsi belut paling besar di Asia.  Bahkan di negara-negara seperti Italia, Perancis, Spanyol, Belanda, Denmark, Inggris, Australia, dan Selandia Baru sudah menjadikan belut sebagai menu tambahan dalam setiap hidangan.
Bagi masyarakat Eropa, belut merupakan masakan papan atas yang hanya bisa ditemui di hotel berbintang dan restoran mewah. Tentunya, hidangan ini tidaklah murah harganya. Berdasarkan hal itu, tak ayal jika bisnis belut makin hari makin meningkat.
Di Indonesia sendiri, belut mulai digemari sejak tahun 1979. Tingginya permintaan akan belut, baik segar maupun olahan untuk pasar lokal dan luar negeri, memacu sebagian orang untuk memperdalam bisnis ini.
Saat ini, sentra budi daya belut di Indonesia bisa kita temui di Yogyakarta dan di sekitar Jawa Barat. Umumnya, jenis belut yang diperdagangkan di Indonesia adalah belut sawah (Monopterus albus) dan belut rawa (Simbrankus bengalesis mc. Cell). Namun, ada juga yang memilih belut sungai atau laut.
Sebenarnya, budi daya belut ini tidak terlalu sulit untuk dilakukan. Dari segi biaya pun, kita tidak perlu banyak mengeluarkan modal jika dibandingkan dengan pembudidayaan ikan jenis lain.
Lahan sempit tidak menjadi persoalan dalam budi daya belut. Pasalnya, hewan ini bisa dipelihara di lahan yang sangat tebatas, sekali pun di dalam drum atau tong. Sedangkan secara teknis, pembudidayaan belut hanya memerlukan perhatian dan pemeliharaan yang baik. Apalagi jika ditunjang dengan keuletan dan keseriusan dalam memeliharanya, pasti produksi belut akan meningkat.
Dengan modal yang terbilang murah dan teknik budi daya yang sederhana, nampaknya bisnis ini layak untuk Anda coba. Soal keuntungan, jangan ditanya. Dengan permintaan yang tinggi dari dalam negeri maupun luar negeri, bisa dipastikan Anda dapat dengan mudah meraihnya jika belut yang Anda hasilkan berkualitas. Selamat mencoba!